Senin, 06 Desember 2021

Selasa, 10 Juli 2018

SUKU/SOA HAUBAGA ASLI HUKUNALO : SEJARAH MATARUMAH HATULESILA DI NEGERI RUMAHTIGA/...

RUMAHTIGA HAUBAGA TUNI HUKUNALO: SEJARAH MATARUMAH HATULESILA DI NEGERI RUMAHTIGA/...: SEJARAH MATARUMAH HATULESILA DI NEGERI HUKUNALO/RUMAHTIGA ( AMAN LUMA TELU ) PULAU AMBON - MALUKU   Pada awal leluhur Hatulesila...

SEJARAH MATARUMAH HATULESILA DI NEGERI RUMAHTIGA/HUKUNALO (AMAN LUMA TELU) PULAU AMBON - MALUKU


SEJARAH MATARUMAH HATULESILA
DI HUKUNALO/ RUMAHTIGA (AMAN LUMA TELU)
PULAU AMBON - MALUKU 

Pada awal leluhur Hatulesila di kenal dengan sebutan  Alifuru (alif = pertama dan uru = manusia) yang artinya manusia awal/manusia pertama yang mendiami Nusa Huul (pulau awal ada/muncul), leluhur kami Hatulesila atau dikenal dengan kapitan Hatulesi/Haturesi dijuluki Kapitan batu atau kapitan batu tungku tiga lesihatuila atau Kapitan Pulau yang menjaga pulau-pulau dan tanah adat dengan sumpahnya “ Sei Hale Hatu, Hatu Hale Ile”, adalah penduduk asli Nusa Hatu/Nusa Ama artinya Pulau Batu/pulau Bapa (nama asli pulau Ambon) adalah Pattimura/Pattimula (artinya; raja awal/Raja Pertama) dari negeri raja-raja  di Maluku dan mendiami pulau Ambon sejak dahulu kala.  Hatulesila adalah soa Haubaga (suku Haubaga), Haubaga adalah nama dari leluhur awal yang memimpin Kerajaan Haubaga disebut dengan nama Upu Haubaga,  masa itu leluhur kami sudah meyakini adanya Allah/Tuhan yang bertahta di langit (Upu Lainite) adalah satu keyakinan para leluhur adat disebut Kakehang, hidup dan berkembang tanpa ada suku lain, dan berdiam di daerah pegunungan Karang Pari atau batu lingkar pulau merupakan Pusat Pulau Ambon namanya Hukunalo/Hukunala yang artinya tempat yang terpisah dan berada dipegunungan ( Leihatu dan Leisila, sekarang dikenal dengan nama Jazira Leihitu dan Leitimor ). 
Hatulesila mengambil seorang isteri bernama Anggolalain (penduduk Rumahtiga menyebutnya Anggola) adalah saudara kandung dari leluhur Angkottameten dan Semang yaitu leluhur dari negeri Wakal dan Hitumeseng. Mereka menempati perbukitan Hatu Parinusa (batu lingkar pulau/pagar keliling) yang adalah daerah pusat pulau Ambon, ikatan perkawinan ini bagaikan benang merah dimana Angkottameten (Tomu Toto Hatu) dan Semang (Uweng) sampai saat ini memiliki hubungan keluarga sekandung yang erat sebagai hubungan adat Pela Gandong dengan Keluarga Hatulesila.  Leluhur Hatulesila dikenal sebagai seorang yang gagah berani, perkasa, dan selalu mengawasi serta mengamankan seluruh wilayah kekuasaannya disebut maha titah (perintah besar) karena kedudukan wilayah pemerintahannya terbesar dan tidak terbatas hanya di pulau Ambon dan disebut LATU KAU (Raja Merah), yaitu raja adat, yaitu “raja awal”, yaitu “patih mula” (Pattimura). Pemerintahannya secara turun temurun selama berabat-abat sampai pada pemerintahan Latu Kau Willem Hatulesila.   
Wilayah yang pernah ditempati antara lain Hatu Pari Nusa (batu pagar pulau) Hatu Poko (Batu Koneng/kuning), Labuhan Haiti Tirisema (teluk dalam daerah Poka), Tanjung Malis (tanjung Martafons), kemudian menenpati Amakora (bapa menepati/tinggal) dan meliputi labuhan Tuni Waya (tempat orang asli) disitulah tempat tinggal penduduk asli pulau Ambon dimana klan Hatulesila tinggal dan menguasai wilayah tersebut secara turun temurun meliputi Rumahtiga/Hukunalo, Baguala dan Wainitu. 
Masa penjajahan Inggris di Ambon, klan Hatulesila telah mendaftar/meregistrasi dusun-dusun datty/adat negeri Rumahtiga (register datty) pada tahun 1814, kepala datty/adat adalah Willem Hatulesila, registrer datty tersimpan pada kantor Residen Amboina.

Selasa, 11 Agustus 2015

SEJARAH BISA BERUBAH TAPI, 
KAPATA ADALAH BUKTI FAKTA

KAPATA SOA HAUBAGA. NEGERI HUKUNALO/LUMATELU/RUMAHTIGA

PETU HENA MASA
YAMI LETE AMA AWAL 'O....
AMA AWAL LETE
HATUA PARINUSA 'O.............

YAMI TULU SAHU
HATU SAHU, HATU 'O......
YAMI LOHI UPU
YAMI UPU LATU 'O........

UPU LATU NASI TUPA
LETE HATU POKO LETE 'O........
NASI TURU HEHE
TEUNATUNI WAYA 'O...........

YAMI LENA UPU ANA
HE'I SOA HAUBAGA 'O......
UPU HAUBAGA
KURU WA'A , YAMI 'O..........

SOA HAUBAGA NUSA AMA.


........AMA'TO............



Kamis, 23 Oktober 2014

SEJARAH PEMERINTAHAN PENJABAT ORANG KAYA (administratif) MASA KOLONIAL - SETELAH KOLONIAL BELANDA dan SOA HAUBAGA DI NEGERI RUMAHTIGA/HUKUNALO (AMAN LUMA TELU)

SEJARAH PEMERINTAHAN BELANDA PENJABAT ORANG KAYA (administratif) SEBELUM DAN SESUDAH MASA PENJAJAHAN  KOLONIAL BELANDA dan PEMERINTAHAN ADAT SOA HAUBAGA (Suku Haubaga)
DI NEGERI RUMAHTIGA/HUKUNALO (AMAN LUMA TELU)


Kolonial Belanda berkuasa di Ambon pada tahun 1601 dan berbasis diluar teluk Ambon, tepatnya kantor Gubernur Belanda di Dusong Larike sementara Soa Haubaga (Suku Haubaga) berkuasa di dalam teluk Ambon-Baguala antaralain di labuhan Tuniwaya, Pada masa itu pemerintahan negeri hukunalo (soa Haubaga) masih berkuasa, dipimpin oleh Lattu (RAJA TANAH/RAJA ADAT). Lattu Utuh yang adalah Raja Besar penguasa dari semua hena/negeri di pulau Ambon. Itu adalah gelar dari kepala suku/kapitan Lesihatuila/hatulesi/hatulesila jauh sebelum bangsa spanyol dan Portugis masuk di pulau Ambon. Pemerintahan negeri Hukunalo gelar Lattu Lapu Kau yang diartikan Raja Berjubah Merah adalah gelar pemerintahan adat Willem Hatulesila, Willem Hatulesila beristrikan Carolina Mendez, setelah berakhirnya masa pemerintahan Wilem Hatulesila Belanda mengangkat saudara laki-laki dari Carolina Mendez yang bernama Pieter Mendez untuk menjabat Pemerintahan orang kaya (pemerintahan boneka) untuk mengurus administratif colonial Belanda tetapi pemimpin negeri adat tetap oleh soa Haubaga di negeri Rumahtiga/Hukunalo tahun 1770 dan, akhir pemerintahan Pieter Mendez pada tahun 1780, atas permintaan/usulan tua-tua negeri Rumahtiga/Hukunalo sebagai akibat dari Pieter Mendez tidak tinggal/menetap serta tidak melaksanakan tanggungjawabnya di dalam negeri Rumahtiga/Hukunalo sebagai penjabat pemerintahan/orang kaya yang tugasnya mengatur atministrasi di negeri, oleh sebab itulah, maka tua-tua negeri pada tahun 1781 mengajukan permohonan kepada Residente Belanda untuk mengganti Pieter Mendez, sebab yang bersangkutan hanya datang untuk mengambil hasil-hasil di dusong negeri secara sepihak untuk kepentingan pribadinya, atas permohonan residentie maka Pieter Mendez diusir keluar dari dalam negeri Rumahtiga/Hukunalo dan tidak diperkenankan datang dan tinggal di negeri Rumahtiga/Hukunalo (ANRI). Dan atas permintaan tua-tua negeri itu juga maka diangkatlah Elicus Mendez. Elicus Mendez menjabat pemeritah/orang kaya di Negeri Rumahtiga pada tahun 1782 – 1802.
Pada masa itu pula terjadi kekosongan penjabat orang kaya karena gejolak politik semasa pemerintahan inggris maka pemerintahan negeri di kembalikan kepala soa Haubaga sebagai Raja negeri hukunalo/Rumahtiga Willem Hatulesila dan mengambil kembali wilayah datty pulau Ambon, berakhir masa pemerintahan Willem Hatulesila (lattu lapu kau) tahun 1835 dan terjadi kekosongan pemerintahan Rumah tiga sampai dengan tahun 1845. Kolonial belanda kembali berkuasa maka diangkatlah Pieter de Costa sebagai Orang kaya (pemerintahan administratif) belanda tahun 1850-1865 yang pada saat itu masih bekerja di kantor Residentie Belanda dan berdomisilih/tinggal di doesoeng suli, atas jabatannya sebagai penjabat pemerintahan/orang kaya, maka ia pindahkan ke Rumahtiga. Pada tahun 1857 Belanda menetapkan Enoch Hatulesila sebagai Kepala Soa Parentah (kepala Suku) Van Rumahtiga Ambon (ANRI).
Tahun 1866 terjadi kekosongan pemerintahan atministratif di negeri Rumahtiga, dan pada saat itu pusat pemerintahan atministratif berada di Tawiri. Tahun 1890 diangkat W.G Andareas Saimima yang istrinya bernama Agusthina Pattiradjawange. kemudian tahun 1891 Andareas Saimima dengan Pdt. Mustamu meresmikan Gereja Ebenhaezer, dan masa pemerintahannya berakhir tahun 1900. Tahun 1901 Elifas de Costa sebagai orang kaya memerintah negeri Rumahtiga dan Dominggos Paulus Hatulesila Kepala soa Haubaga negeri Rumahtiga. Masa pemerintahan Elifas de Costa berakhir sampai dengan tahun 1910. Kemudian pada tahun 1911 dilanjutkan dengan pemerintahan orang kaya Roberth de Costa, dan pada tahun 1917 ia menandatangani pemetaan batas wilayah administratif Petuanan negeri Rumahtiga dengan kedua negeri yaitu negeri Hitu Meseng dan Wakal dan di tahun itulah berakhir masa pemerintahannya sebagai orang kaya di negeri Rumahtiga, kemudian pada tahun 1918 di ganti dengan Sheiberg Sadrakh Persulessy yang beristrikan Manggaretha Titah tetapi tidak memiliki keturunan, Manggaretha adalah saudara dari Loudia Louisa Titah dan Simon Johannis Titah ketiganya berasal dari Rumatitah salah satu dusun Hunitetu di Kairatu. Jabatan Simon Johannis Titah adalah penjaga Perkebunan Kelapa milik pemerintah colonial Belanda meliputi wilayah Hunut sampai Hitu. Masa pemerintahan Sadrakh Persulessy berakhir tahun 1919. Kemudian tahun 1920 diangkat W.G Isac Teodorus Titah sebagai pemerintahan orang kaya negeri Rumahtiga, dan istrinya bernama Martha Talahatu (janda Mustamu), Isac Teudorus Titah adalah anak hasil perkawinan dari Bernadus Hendriks dengan Loudia Louisa Titah, Barnadus Hendriks adalah penjaga perkebunan kelapa milik pemerintah colonial Belanda dari negeri Rumahtiga sampai Hative Besar. Isac Teodorus memakai marga ibunya yaitu marga Titah dan dia adalah pegawai Landrad/pengadilan colonial Belanda saat itu, masa pemerintahannya berakhir tahun 1948, anak-anak hasil perkawinan dari Isac Teodorus Titah dan Martha Mustamu adalah David Alexander, Margaretha, Yacoba, Rahel, Welmina, dan Clara. Tahun 1948 dilanjutkan pemerintahan oleh Rahgel Tita anak dari Iasac Teodores Titah sampai tahun 1958. Tahun 1958 dilanjutkan oleh WILLEM HATULESILA (Bapa Jou), berakhir pemerintahannya tahun 1960. Dilanjutkan oleh David Alexander Tita (Bapa Ais) sampai tahun 1970, dan pada tahun 1971 diangkatlah Yosephus Tita sebagai kepala pemerintahan negeri Rumahtiga, Yosephus adalah anak dari Margaretha Tita, Yosephus membawa marga dari ibunya. Tahun 1979 Yosephus membentuk badan formatur untuk membentuk dua soa baru/soa massing yaitu, soa Hukunalo untuk matarumah Tita (diambil dari nama negeri tua Rumahtiga) kepala soanya adalah Hendrik Tita dan, soa Pari untuk mataruma da Costa (diambil dari nama tempat di pegunungan) kepala soanya adalah Richard da Costa. Masa pemerintahan Yosephus Tita sampai dengan tahun 1994. Pemerintahan Ferdinand Tita sebagai kepala desa Rumahtiga tahun 1994 dilantik secara adat oleh tua-tua negeri dari Rumatita yaitu salah satu dusun dari Hunitetu di Kairatu Seram Barat, masa pemerintahannya sampai tahun 2002, kemudian Ferdinand melanjutkan pemerintahan sementara (PJS) sampai tahun 2008, masa pemerintahan dilanjutkan oleh Penjabat (PJS) Riky Sopacua S.sos (sarjana Sosial politik) yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota Ambon pada waktu itu ia adalah pegawai kantor kecamatan Teluk Ambon bagian pemerintahan, masa pemerintahannya sampai tahun 2009. Tahun 2010 atas rapat saniri negeri Ruahtiga yang pada waktu itu dikepalai oleh ERHARD VERMAN HATULESILA sebagai kepala Adat sekaligus Ketua Saniri negeri Rumahtiga maka terpilihlah Semuel Hendriks salah seorang anggota saniri untuk menjadi penjambat sementara (PJS) negeri Rumahtiga menghasilkan musyawarah adat untuk menentukan soa parentah sesuai PERDA walikota Ambon (No. 3 tahun 2008) maka berdasarkan bukti fakta  yang kuat baik tertulis maupun tidak tertulis maka Soa Haubaga adalah soa asli negeri Rumahtiga-Hukunalo tetap sebagai Soa Parenta Negeri Rumahtiga.   
Catatan; - Orang kaya adalah penjabat administrative pemerintah colonial Belanda di
Rumahtiga/Hukunalo (pemerintahan boneka)
- Kepala soa adalah kepala pemerintahan negeri adat di Rumahtiga/Hukunalo (Tuan
tanah " SAPO HALE HATU, HATU LESI ELA)

Rabu, 04 Desember 2013

PULAU AMBON ARTINYA NUSA AMA

Nusa Ama artinya Pulau Bapa. Nusa Hatu artinya Pulau Batu, sebelum tahun 1600-an masih nusa Ama masih dipimpin oleh seorang upu latu yang dikenal dengan nama Latu Sahu gelar raja adat dengan julukan Latu Kau (raja merah) yang berkuasa di nusa ama dan latu kau mendiami pusat pulau nusa ama dan berkuasa penuh atas seluruh adat istiadat dan budaya nusa ama, karena kekuasaannya yang luas maka disebut Latu Nusa atau raja pulau, nusa ama terbagi atas dua bagian pulau yang menjadi satu kesatuan pulau yaitu bagian barat yang disebut LEI HATU (sekarang dikenal Lei Hitu karena penduduknya dominan dari tuju negeri dikenal dengan kerajaan Hitu) dan bagaian Timur nusa Ama disebut LEI SILA (sekarang dikenal Lei Timor karena penduduknya didominasi oleh orang borgor dari Timor - portugis atau pekerja perkebunan cengkeh pala zaman Portugis maka banyak marga-marga portugis, timor, belanda yang telah banyak kita ketahui. Puncak tertinggi NUSA AMA atau SILA HATU atau dikenal sala hatu atau sekarang dikenal dengan nama sala hutu, atau gunung sala hutu.

Selasa, 19 November 2013



PANAS GANDONG TIGA NEGERI DI PUSAT PULAU AMBON

PANAS GANDONG TIGA NEGERI DARI TIGA MOYANG DAN TIGA LATU (LATU RIRI, LATU SEMANG, LATU SAHU) YAITU NEGERI HITUMESENG, NEGERI WAKAL, NEGERI HUKUNALO/RUMAHTIGA, DARI TIGA KAPALA ADAT KEMBALI BERTEMU SETELAH SEKIAN ABAT LALU TERPENDAM  KEASLIAN SILSILAH KETURUNAN KELUARGA ANGGOLALAIN-HATULESILA, AKHIRNYA MEMBERIKAN PENCERAHKAN BAGI SEMUA TURUNAN MOYANG ANGGOLALAIN-HATULESILA DI NEGERI HUKUNALO/ RUMAHTIGA, MOYANG INA ANGGOLALAIN-HATULESILA BERSAMA  DUA BASUDARA GANDONG SEDARAH DI PUSAT NUSA AMA (nama asli Pulau sebenarnya; AMAINA/AMBOINA/AMBON). 

MOMENTUM SEJARAH PENTING INI TERJADI PADA TANGGAL, 03 OKTOBER 2011. DIMANA AANAK CUCU KETIGA ADIK KAKAK GANDONG INI BERTEMU DI NEGERI RUMAHTIGA, DAN KETIGA KEPALA ADAT TERSEBUT BERSAMA SAMA TINGGAL DI RUMAH ADIK BUNGSU ANGGOLALAIN-HATULESILA KEPALA ADAT HUKUNALO/RUMAHTIGA BP. ERHARD.V. HATULESILA YANG ADALAH SAUDARA KANDUNG TURUNAN MOYANG ANGGOLALAIN. 
SEJARAH INI TERULANG LAGI SETELAH BERABAT-ABAT TERKUBUR AKIBAT PENGARUH KEBUDAYAAN BANGSA ASING. SEBELUM BANGSA EROPA YAITU JAMAN KERAJAAN HINDU/BUDAH - MAJAPAHIT, PUN KERAJAAN LAINNYA DI NUSANTARA PADA SAAT ITU, 
JUGA AKIBAT POLITIK PENJAJAHAN BELANDA SELAMA 350 TAHUN BERKUASA DI MALUKU UMUNYA DAN PULAU AMBON KHUSUSNYA NEGERI RUMAHTIGA. KALAU KITA MENGGALI LEBIH DALAM LAGI MAKA KERAJAAN DI PULAU AMBON JUGA SUDAH ADA JAUH SEBELUM DATANGNYA BANGSA LAIN SEPERTI DISEBUTKAN DI ATAS. KERAJAAN TERSEBUT DIKENAL DENGAN NAMA KERAJAAN HAUBAGA. ITULAH NAMA DARI SOA HAUBAGA DI NEGERI RUMAH TIGA YANG MERUPAKAN SOA ASLI ( SOA PARENTAH) DI NEGERI HUKUNALO YANG DIKENAL DENGAN NAMA RUMAHTIGA. 
SEBELUM DUA SOA YAITU SOA HUKUNALO DAN SOA PARI DIBENTUK DAHULU  KEDUA MATARUMAH TITA DAN Da COSTA TERGABUNG DALAM SOA HAUBAGA/KELUARGA HATULESILA, NAMUN SEKARANG  MATARUMAH TITA DAN Da COSTA SUDAH KELUAR DAN MASING-MASING MEMBENTUK SOA SENDIRI. SEHINGGA PROSES PENENTUAN SOA PARENTA DI NEGERI RUMAH TIGA YANG SUDAH BERLANGSUNG DALAM RAPAT SANIRI NEGERI DENGAN KRITERIA-KRITERIANYA SUDAH MEMUTUSKAN BAHWA SOA HAUBAGA ADALAH SOA PARENTAH DI NEGERI RUMAHTIGA, TETAPI SECARA POLITIS KEPUTUSAN SANIRI NEGERI TERSEBUT TIDAK DITINDAK LANJUTI OLEH PEMERINTAH KOTA AMBON. JUSTRU PEMILIHAN RAJA MELALUI UNDIAN JUDI. YANG DI LAKSANAKAN DALAM GEDUNG IBADAH GEREJA MELIBATKAN BPH MAJELIS JEMAAT GPM RUMAHTIGA. BERDASARKAN UNDI JUDI TERSEBUT MAKA TERPILIHLAH SOA PARI DARI MATA RUMA Da COSTA ( bukan orang adat Rumahtiga) UNTUK MENDUDUKI KURSI
PEMERINTAHAN DAN DI NEGERI ADAT RUMAHTIGA YANG KITA CINTAI.
DEMI KEPENTINGAN MEREKA SEENAK PERUT MEREKA DENGAN MENGADUDOMBA MASYARAKAT NEGERI  RUMAHTIGA SEHINGGA MENGHANCURKAN KEUTUHAN SANIRI NEGERI RUMAHTIGA DENGAN MELANTIK SECARA SEPIHAK, DAN MEMBENTUK SANIRI TANDINGAN. MESKIPUN SANIRI ADAT YANG LAMA/ASLI MASIH ADA DAN BELUM DIBUBARKAN MELALUI PERTEMUAN RESMI SANIRI NEGERI RUMAHTIGA.,
INI MERUPAKAN PELANGGARAN UNDANG-UNDANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (PERDA KOTA AMBON) MAUPUN HUKUM ADAT TERLEBIH ADAT-ISTIADAT MASYARAKAT MALUKU KHUSUSNYA. DAN MASYARAKAT ADAT TIGA NEGERI GANDONG, HITU, WAKAL DAN RUMAHTIGA MERASA TELAH DILECEHKAN SEBAGAI MASYARAKAT ADAT. INIPUN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP SUMPAH ADAT TIGA NEGERI GANDONG YANG DIUCAPKAN PADA TANGGAL 03 OKTOBER 2011. 

TOLONG SEMUA MASYARAKAT ADAT TIGA NEGERI UNTUK MINTA PERTANGGUNG JAWABAN KEPADA PIHAK-PIHAK YANG TELAH MELECEHKAN DAN MENGOTORI SUMPAH ADAT TIGA NEGERI GANDONG DI PUSAT NUSA AMA.

MOHON DI BERI SARAN DAN PENDAPAT.