Kamis, 23 Oktober 2014

SEJARAH PEMERINTAHAN PENJABAT ORANG KAYA (administratif) MASA KOLONIAL - SETELAH KOLONIAL BELANDA dan SOA HAUBAGA DI NEGERI RUMAHTIGA/HUKUNALO (AMAN LUMA TELU)

SEJARAH PEMERINTAHAN BELANDA PENJABAT ORANG KAYA (administratif) SEBELUM DAN SESUDAH MASA PENJAJAHAN  KOLONIAL BELANDA dan PEMERINTAHAN ADAT SOA HAUBAGA (Suku Haubaga)
DI NEGERI RUMAHTIGA/HUKUNALO (AMAN LUMA TELU)


Kolonial Belanda berkuasa di Ambon pada tahun 1601 dan berbasis diluar teluk Ambon, tepatnya kantor Gubernur Belanda di Dusong Larike sementara Soa Haubaga (Suku Haubaga) berkuasa di dalam teluk Ambon-Baguala antaralain di labuhan Tuniwaya, Pada masa itu pemerintahan negeri hukunalo (soa Haubaga) masih berkuasa, dipimpin oleh Lattu (RAJA TANAH/RAJA ADAT). Lattu Utuh yang adalah Raja Besar penguasa dari semua hena/negeri di pulau Ambon. Itu adalah gelar dari kepala suku/kapitan Lesihatuila/hatulesi/hatulesila jauh sebelum bangsa spanyol dan Portugis masuk di pulau Ambon. Pemerintahan negeri Hukunalo gelar Lattu Lapu Kau yang diartikan Raja Berjubah Merah adalah gelar pemerintahan adat Willem Hatulesila, Willem Hatulesila beristrikan Carolina Mendez, setelah berakhirnya masa pemerintahan Wilem Hatulesila Belanda mengangkat saudara laki-laki dari Carolina Mendez yang bernama Pieter Mendez untuk menjabat Pemerintahan orang kaya (pemerintahan boneka) untuk mengurus administratif colonial Belanda tetapi pemimpin negeri adat tetap oleh soa Haubaga di negeri Rumahtiga/Hukunalo tahun 1770 dan, akhir pemerintahan Pieter Mendez pada tahun 1780, atas permintaan/usulan tua-tua negeri Rumahtiga/Hukunalo sebagai akibat dari Pieter Mendez tidak tinggal/menetap serta tidak melaksanakan tanggungjawabnya di dalam negeri Rumahtiga/Hukunalo sebagai penjabat pemerintahan/orang kaya yang tugasnya mengatur atministrasi di negeri, oleh sebab itulah, maka tua-tua negeri pada tahun 1781 mengajukan permohonan kepada Residente Belanda untuk mengganti Pieter Mendez, sebab yang bersangkutan hanya datang untuk mengambil hasil-hasil di dusong negeri secara sepihak untuk kepentingan pribadinya, atas permohonan residentie maka Pieter Mendez diusir keluar dari dalam negeri Rumahtiga/Hukunalo dan tidak diperkenankan datang dan tinggal di negeri Rumahtiga/Hukunalo (ANRI). Dan atas permintaan tua-tua negeri itu juga maka diangkatlah Elicus Mendez. Elicus Mendez menjabat pemeritah/orang kaya di Negeri Rumahtiga pada tahun 1782 – 1802.
Pada masa itu pula terjadi kekosongan penjabat orang kaya karena gejolak politik semasa pemerintahan inggris maka pemerintahan negeri di kembalikan kepala soa Haubaga sebagai Raja negeri hukunalo/Rumahtiga Willem Hatulesila dan mengambil kembali wilayah datty pulau Ambon, berakhir masa pemerintahan Willem Hatulesila (lattu lapu kau) tahun 1835 dan terjadi kekosongan pemerintahan Rumah tiga sampai dengan tahun 1845. Kolonial belanda kembali berkuasa maka diangkatlah Pieter de Costa sebagai Orang kaya (pemerintahan administratif) belanda tahun 1850-1865 yang pada saat itu masih bekerja di kantor Residentie Belanda dan berdomisilih/tinggal di doesoeng suli, atas jabatannya sebagai penjabat pemerintahan/orang kaya, maka ia pindahkan ke Rumahtiga. Pada tahun 1857 Belanda menetapkan Enoch Hatulesila sebagai Kepala Soa Parentah (kepala Suku) Van Rumahtiga Ambon (ANRI).
Tahun 1866 terjadi kekosongan pemerintahan atministratif di negeri Rumahtiga, dan pada saat itu pusat pemerintahan atministratif berada di Tawiri. Tahun 1890 diangkat W.G Andareas Saimima yang istrinya bernama Agusthina Pattiradjawange. kemudian tahun 1891 Andareas Saimima dengan Pdt. Mustamu meresmikan Gereja Ebenhaezer, dan masa pemerintahannya berakhir tahun 1900. Tahun 1901 Elifas de Costa sebagai orang kaya memerintah negeri Rumahtiga dan Dominggos Paulus Hatulesila Kepala soa Haubaga negeri Rumahtiga. Masa pemerintahan Elifas de Costa berakhir sampai dengan tahun 1910. Kemudian pada tahun 1911 dilanjutkan dengan pemerintahan orang kaya Roberth de Costa, dan pada tahun 1917 ia menandatangani pemetaan batas wilayah administratif Petuanan negeri Rumahtiga dengan kedua negeri yaitu negeri Hitu Meseng dan Wakal dan di tahun itulah berakhir masa pemerintahannya sebagai orang kaya di negeri Rumahtiga, kemudian pada tahun 1918 di ganti dengan Sheiberg Sadrakh Persulessy yang beristrikan Manggaretha Titah tetapi tidak memiliki keturunan, Manggaretha adalah saudara dari Loudia Louisa Titah dan Simon Johannis Titah ketiganya berasal dari Rumatitah salah satu dusun Hunitetu di Kairatu. Jabatan Simon Johannis Titah adalah penjaga Perkebunan Kelapa milik pemerintah colonial Belanda meliputi wilayah Hunut sampai Hitu. Masa pemerintahan Sadrakh Persulessy berakhir tahun 1919. Kemudian tahun 1920 diangkat W.G Isac Teodorus Titah sebagai pemerintahan orang kaya negeri Rumahtiga, dan istrinya bernama Martha Talahatu (janda Mustamu), Isac Teudorus Titah adalah anak hasil perkawinan dari Bernadus Hendriks dengan Loudia Louisa Titah, Barnadus Hendriks adalah penjaga perkebunan kelapa milik pemerintah colonial Belanda dari negeri Rumahtiga sampai Hative Besar. Isac Teodorus memakai marga ibunya yaitu marga Titah dan dia adalah pegawai Landrad/pengadilan colonial Belanda saat itu, masa pemerintahannya berakhir tahun 1948, anak-anak hasil perkawinan dari Isac Teodorus Titah dan Martha Mustamu adalah David Alexander, Margaretha, Yacoba, Rahel, Welmina, dan Clara. Tahun 1948 dilanjutkan pemerintahan oleh Rahgel Tita anak dari Iasac Teodores Titah sampai tahun 1958. Tahun 1958 dilanjutkan oleh WILLEM HATULESILA (Bapa Jou), berakhir pemerintahannya tahun 1960. Dilanjutkan oleh David Alexander Tita (Bapa Ais) sampai tahun 1970, dan pada tahun 1971 diangkatlah Yosephus Tita sebagai kepala pemerintahan negeri Rumahtiga, Yosephus adalah anak dari Margaretha Tita, Yosephus membawa marga dari ibunya. Tahun 1979 Yosephus membentuk badan formatur untuk membentuk dua soa baru/soa massing yaitu, soa Hukunalo untuk matarumah Tita (diambil dari nama negeri tua Rumahtiga) kepala soanya adalah Hendrik Tita dan, soa Pari untuk mataruma da Costa (diambil dari nama tempat di pegunungan) kepala soanya adalah Richard da Costa. Masa pemerintahan Yosephus Tita sampai dengan tahun 1994. Pemerintahan Ferdinand Tita sebagai kepala desa Rumahtiga tahun 1994 dilantik secara adat oleh tua-tua negeri dari Rumatita yaitu salah satu dusun dari Hunitetu di Kairatu Seram Barat, masa pemerintahannya sampai tahun 2002, kemudian Ferdinand melanjutkan pemerintahan sementara (PJS) sampai tahun 2008, masa pemerintahan dilanjutkan oleh Penjabat (PJS) Riky Sopacua S.sos (sarjana Sosial politik) yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota Ambon pada waktu itu ia adalah pegawai kantor kecamatan Teluk Ambon bagian pemerintahan, masa pemerintahannya sampai tahun 2009. Tahun 2010 atas rapat saniri negeri Ruahtiga yang pada waktu itu dikepalai oleh ERHARD VERMAN HATULESILA sebagai kepala Adat sekaligus Ketua Saniri negeri Rumahtiga maka terpilihlah Semuel Hendriks salah seorang anggota saniri untuk menjadi penjambat sementara (PJS) negeri Rumahtiga menghasilkan musyawarah adat untuk menentukan soa parentah sesuai PERDA walikota Ambon (No. 3 tahun 2008) maka berdasarkan bukti fakta  yang kuat baik tertulis maupun tidak tertulis maka Soa Haubaga adalah soa asli negeri Rumahtiga-Hukunalo tetap sebagai Soa Parenta Negeri Rumahtiga.   
Catatan; - Orang kaya adalah penjabat administrative pemerintah colonial Belanda di
Rumahtiga/Hukunalo (pemerintahan boneka)
- Kepala soa adalah kepala pemerintahan negeri adat di Rumahtiga/Hukunalo (Tuan
tanah " SAPO HALE HATU, HATU LESI ELA)